Mengenali matahari dengan teknologi terbaru buatan china
Seperti yang kita ketahui
bahwasannya matahari adalah sumber tata surya utama yang sangat penting bagi seluruh makhluk hidup. Matahari juga dijadikan suatu objek utama yang mana planet
besar maupun kecil mengitarinya setiap saat. Manfaat dari matahari itupun dijadikan sebagai sumber cahaya dan energi terkhususnya untuk makhluk hidup
penghuni bumi. Matahari berbentuk bola yang mengandung gas berukuran besar yang
mampu memberikan cahaya terang untuk bumi. Selain itu juga matahari memiliki suhu
yang sangat panas hingga ke inti-intinya.
matahari telah diciptakan sebelum makhluk hidup lainnya tercipta, yang mana kelak mataharilah yang menjadi sumber dari segala suber. Lalu bagaimanakah jika manusia itu sendiri mencoba membuat matahari buatan? Apakah mampu menyaingi matahari aslinya yang mana suhu panasnya melebihi 15.000.000 derajat Celsius? Maka pada artikel ini akan membahas lebih jauh tentang matahari buatan yang kini dirancang besar oleh ilmuan dan saintis china.
Negara tirai bambu ini sering kali menerbitkan teknologi serta experimen-experimen terbarunya untuk menciptakan hal baru yang menjadi kebutuhan manusia maupun makhluk hidup lainnya. Perkembangan teknologi yang semakin canggih mempuat para ilmuan tak henti-hentinya mencari hal baru bahkan hal yang sulit untuk dipercaya. Suatu hal yang sangat besarpun dapat terus diteliti dan ditekuni agar menghasilkan temuan terbarunya. Dijelaskan bahwa pada tahun ini china akan menerbitkan tentang penemuan barunya yaitu matahari buatan pada hari jum'at tanggal 4 Desember 2020. Yang mana keberhasilan ini menandakan bahwa negri panda ini telah menjadi bukti atas kemajuan teknologi yang terus menerus melesat tinggi. dalam matahari buatan ini terdapat reaktor yang menggunakan medan maghnet yang sangat kuat sehingga dapat menahan plasma panas.Sebutan matahari yang telah diprogram perangkat fusi nuklir china yaitu HL-2M Tokamak. matahari ini diproyeksikan menjadi sumber energi yang mana akan berfungsi besar bagi masa depan yang diperkirakana akan menjadi sumber energi yang sangat menguntungkan. matahari ini dibuat dengan berbagai sumber energi yang dipercaya ramah akan lingkungan. Karena, dikehidupan yang akan datang akan mengandalkan energi karbon yang selama ini menjadi polusi bagi lingkungan sekitar. Tetapi energi fusi ini akan terus meningkat dan dikomersialkan pada tahun 2050 mendatang.
Dilampir dari south china morning post,(Jum'at, 4 Desember 2020) "spesipikasinya perangkat yang ada dalam matahari buatan ini arus listrik terkuat yang dihasilkan fasilita itu hanya dua hingga tiga mega amper saja jumlah itu berbeda dengan joint eoropean torus yang lebih besar mencapai 7 mega amper. padahal fasilitas itu jauh lebih tua dari yang dichina berusia 40 tahun."
Energi panas yang ditimbulkan dari matahari buatan ini dihasilkan oleh mesin yang dirancang untuk dapat menghasilkan reaksi fusi, tokamak, yang mana suhu panasnya dapat mencapai 150 juta derajat Celsius yang mana panasnya melebihi 10x dari panasnya matahari sesungguhnya. Meski banyak yang mengutarakan bahwasannya matahari buatan ini akan menjadi kekhawatiran yang mana akan menghabisnya energi untuk keperluan sehari-hari namun telah diperjelaskan bahwa kegunaan matahari buatan ini dapat mengurangi ketergantungan terhadap bahan dasar fosil yang terus menerus digunakan hingga berkurang jumlahnya tiap waktu.
Meski banyak kelebihan yang ditimbulkan dari matahari buatan ini ternyata banyak perhitungan dan pertimbangan jika terjadi kebocoran ataupun kegagalan system yang akan berakibat fatal yakni dapat melelehkan muka bumi. Namun penelitian dari kepala pusat teknologi dan keselamatan reaktor nuklir BATAN mengatakan bahwa resiko kebocoran dalam proyek ini hanya kemungkinan kecil terjadi. karena penelitian ini masih terus diawasi dan dikendalikan dalam pembuatan matahari buatan ini, yang mana bersumber langsung dari energi nuklir yang tidak bisa dilakukan dengan sembarangan atau diartikan sangat perlu ketelatenan yang sangat baik agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan terjadi.
Post a Comment